Senin, 25 Maret 2013

Teori dasar TU-2A



BAB II

TEORI DASAR

URAIAN KHUSUS TU-2A
            CNC adalah suatu mesin pengendali numeris yang menggunakan komputer dimana operator menghasilkan data lalu komputer melakukan pemrosesan data, keluaran data dan mesin kemudian melaksanakan perintah/program yang telah diberikan.
            Mesin CNC TU-2A adalah mesin yang dapat melakukan beberapa macam pengerjaan. Diantaranya membubut, memotong, dan sebagainya serta memiliki teknologi yang lebih tinggi dari mesin bubut konvensional karena mesin CNC TU -2A memakai system CNC dengan pengendalian secara numerik komputer.

Secara umum mesin CNC  terdiri atas :
·               CNC (Computer Numerically Controller) pengendali numeris dengan komputer di sini ada yang dimasukkan juga ada yang disimpan.
·               DNC Specialist (Direct Numerically Controller) masukkan program langsung secara elektronis lewat tabel.
·               ANC (Adative Numerically Controller) sistem kendali dengan menyesuaikan diri dengan kondisi kerja.

Sistem Persumbuan
            Mesin CNC TU-2A menggunakan koordinat tegak lurus atau cartesius untuk menentukan sebuah titik dalam bidang atau ruangan dapat dinyatakan dalam istilah matematis dalam sembarang titik lain sepanjang sumbu tegak lurus.

                                                                                      -X
                                                                                      
             -Z                                                                                               +Z
                                                    
                                                 +X

Konstruksi Mesin CNC TU-2A yang menggunakan sumbu tegak lurus dari gerakan dan sumbu putar. Sumbu putar tersebut dapat dilihat pada gambar berikut
Sumbu X, yaitu sumbu yang arahnya melintang terhadap sumbu mesin atau arah gerakannya yaitu maju mundur terhadap sumbu mesin, sedang sumbu Z yaitu sumbu yang arahnya horizontal.

  I.        Pemprograman  harga absolut

                                     

                                                                               
                                                                  
                                                                             No       X         Z
                                                                                                1       -3           0
                                                                                                2       -3           2
                                                                                                3       -2          -3

                                                         
Dalam pemrograman ini semua titik yang dicapai oleh alat potong diyatakan dari titik 0 ( zero reference point ) dan titik nol tidak berubah posisi.


Keuntungan dan kerugian Program absolut
a)    Keuntungan :
                  Jika kita mengubah posisi titik yang lain tidak berubah, dengan kata          lain apabila kita keliru dalam memasukkan harga titik 1, maka harga titik yang     berikutnya tidak ikut keliru.

b)    Kerugian :
                  Kadang-kadang lebih rumit memprogram, misal pada pembentukan           benda       kerja pada posisi yang pembuatan alur-alur pada permukaan silinder         dan berulang-ulang.

II.    Pemrogaraman harga inkramental



 



                                                                                               No      X           Z
                                                                                                1       -3           0
                                                                                                2        0            2
                                                                                                3       -2          -3



Pada pemrograman harga inkramental dimasukkan ukuran berantai posisi alat potong pada saat akhir gerakan merupakan titik nol ( zero reference point ) pada gerakan berikutnya. Jadi di sini titik 0 pada setiap langkah perpindahan posisinya untuk setiap langkah terjadilah titik 0 yang baru.


Keuntungan dan kerugian pemrograman inkramental
a)    Keuntungan :
                  Pada beberapa hal metode pemrograman ini lebih mudah dilakukan.
b)    Kerugian :
                  Apabila kita perlu/keliru dalam memasukkan program atau harga suatu titik, semua titik berikutnya akan keliru.

TYPES OF  NUMERICAL CONTROL MACHINE

Adapun macam-macam mesin CNC sama halnya dengan mesin perkakas konvensional, banyak ragam mesin CNC, sesuai dengan fungsi, serta permesinan yang dilaksanakan adalah :
 1.  Mesin bubut ( Turning )
2    Mesin fris ( Milling )
3.   Mesin korter (Baring)
4.   Mesin Bor (Drilling)
5.   Mesin gurinda (Grinding)

Dewasa ini telah banyak pabrik yang membuat mesin yang mengeluarkan mesin CNC dengan berbagai merek , misalnya :
1.    Emco (Austria)
2.    Siemens, Fanuc, Peavter (Jerman).
3.    Micron, Richika, Ssepel (Hungaris).
4.    Toyota, Mitsubishi, Nissin bhol (Jepang).
5.    Celtig. (Belgia).
            Bahkan di Indonesia pun telah merintis pembuatan CNC, hasil kerja sama dengan PT. PINDAD dan FANUC, sedang pada praktikum ini pembahasan dibatasi oleh salah satu mesin CNC EMCO buatan Austria, yang secara garis besar terdiri atas:
      I.    Training unit:  
a.    Compact OS
b.    TU-2A
c.    TU-3A                  
    II.    Unit produksi kecil:
a.    ET – 120
b.    UMC 100


ELEMEN –ELEMEN UTAMA PADA TU-2A
Motor utama penggerak sumbu utama:
Motor utama :
-          berfungsi untuk menghasilkan putaran guna menggerakkan sistem transmisi dalam mesin CNC TU-2A.
-          Menggunakan motor arus searah magnet permanen, kecepatan variabel, jenjang kecepatan 1:7, jenjang putaran 600-4000 / menit , tenaga masukan (P1) 500 watt , dan tenaga keluaran (P2) 300 watt

Bagaimana mengubah putaran pada motor arus searah?
            Dengan mengubah tegangan.

Pembatasan arus:
Motor dilindungi dari beban lebih dengan cara pembatasan arus , karena beban lebih dapat menyebabkan motor terbakar sehingga arus yang digunakan dibatasi sebesar 4 Ampere.

Ampere meter:
            Menunjukkan konsumsi arus aktual dari motor penggerak.

Diagram daya guna putaran :


 







                       
                                   
Sampai dengan mesin Nomor 80.09.50, penghalang sinar dan cakram berlubang pada pulley motor (lihat gambar ) Mulai dari mesin nomor 80.09.51 kecepatan motor dikendalikan secara elektronis


                       
Sabuk Penggerak Pulley
6 tingkat pulley penggerak memungkinkan pengaturan berbagai putaran sumbu utama. Penggerak untuk jenjang putaran BC1, BC2, BC3  (dari pulley utama antara ke sumbu utama) .
Sabuk pulley A ( motor ) Sabuk pulley B ( pulley putaran ) Sabuk dari A ke B adalah tetap dan tidak diubah.
Sabuk pulley B ke pulley C ( sumbu utama ). Sabuknya dapat diatur dalam 3 posisi BC1, BC2, BC3. ( Kompensasi I X R ).
Tidak dipasang lagi penghalang sinar dan cakram berlubang.
I   Penggerak untuk jenjang putaran AC1, AC2, AC3.
      dari pulley motor A ke pulley sumbu utama C,pulley antara ikut berputar    kosong.
I   Memindahkan sabuk.
-          Kendorkan mur segi enam
-          Angkat motor
-          Pasang sabuk pulley yang diinginkan
-          Tekan motor kebawah dan kencangkan mur segi enam









 











Penggerak Eretan
1.    Penggerak eretan  (Motor Langkah Sekrup Bantalan Peluru):
a.        Data teknis penggerak eretan :
            
o   Langkah tunggal  5 0
o   Momen putar 0,5 Nm

b.    Kecepatan gerakan untuk eretan memanjang dan melintang :
o   Gerakan cepat 700 (mm/menit), jenjang asutan variabel (pelayanan manual) 5-400 (mm/menit), kecepatan asutan yang dapat diprogram (pelayanan CNC)         2-499 (mm/menit) atau 0,002-0,499 (mm/menit).
o   Jalani eretan terkecil yang dapat digerakkan (penambahan gerakan terkecil) 0,0138 (mm).
o   Jalannya gerakan eretan memanjang 500 (mm)
o   Jalannya gerakan eretan melintang 50 (mm)
o   Penunjuk pada sajian dalam 0,01 mm
o   Daya asutan pada eretan ± 1000 (N)



c.    Pembatasan jalannya bunyi tak-tak
            Jika arah menjalankan eretan pada posisi akhir atau terkena tahanan, anda mendengar bunyi tak-tak. Motor melangkah penerima pulsa putaran untuk gerakan selanjutnya, tapi tidak dapat lagi  menggerakkan, ini berarti bebanlebih pada poros, raur dan bidang jalan eretan. Oleh karena itu, pada pelayanan manual berhentikan asutan , dan pada pelayanan CNC berhentikan sementara program.

d.    Sekrup bantalan peluru mur pra pembebanan
            Eretan memanjang dan melintang digerakkan dengan sekrup bantalan peluru. Poros penggerak tanpa kelongaran / kocak terhadap murnya ( tak ada kelonggaran balik ).

e.    Reduksi motor langkah-langkah ulir asutan:
            Gerakan terkecil eretan (untuk eretan memanjang dan eretan melintang) pada langkah putaran motor ke 5 0 (langkah terkecil eretan bergerak 0,0138 mm).
      Penunjukan jalannya gerakan pada sajian gerakan eretan. Jalannya gerakan akan ditunjukkan pada sajian 0,01 (mm) atau dibulatkan.

2.    Kepala lepas
            Kepala lepas berfungsi sebagai pendukung benda kerja dengan menggunakan             senter, maupun untuk pemboran /penyenteran:
           



-Pekerjaan pemboran:
            Bor sampai dengan 8 (mm), dipasang pada pencekam bor, bor dengan      diameter lebih dari 8 (mm) harus bertangkai tirus. Untuk dapat dipasang     secara langsung pada kepala lepas. Asutan bor melalui handel dan sumbu            kepala lepas.
3.    Revolver pahat
Pada revolver pahat pada TU-2A dapat dipasang 3 pahat luar dan 3 pahat pengerjaan dalam.








4.    Pemegang pahat
Pemegang pahat dapat dipasang dalam posisi depan atau belakang. Pada eretan melintang.



 






Pengaturan pahat segitiga senter :
1.    pasang pahat pada pemegangnya
2.    pasang pemegang pahat pada penjepit pahat
3.    putarlah mur berkartel (1) hingga ujung pahat segitiga senter. Gunakan senter untuk pengaturan pahat segitiga senter, kencangkan baut silinder (2) dan kencangkan pemegang pahatnya dengan baut tetap (3)
Pengaturan posisi sudut pemegang pahat
-          dengan perkakas pengatur pahat
-          tanpa perkakas pengatur pahat : pasang pemegang pahat sejajar eretan melintang.

Posisi pemegang pahat
Pemegang pahat dapat dipasang dalam posisi depan atau posisi belakang.
a)    Posisi depan
Diameter Luar 0 – 80 mm                                 Diameter Dalam 14 - 100 mm



b)    Posisi belakang
Diameter Dalam 60 – 130 mm                   Diameter Dalam 20 – 120 mm



Pemilihan jumlah putaran pada TU – 2A
Tenaga motor arus searah tergantung pada jumlah putarannya. Oleh karena itu pemilihan tingkat transmisi dari penggerak pulley sedemikian, sehingga jumlah putaran motor berada pada jenjang daya guna optimal. 

Mendapatkan harga pemotongan
a.    mendapatkan jumlah putaran harus mengetahui
-          diameter benda kerja
-          kecepatan potong yang dianjurkan

b.    mendapatkan kecepatan asutan dalam mm/menit
-          diameter benda kerja
-          ketentuan asutan

Petunjuk putaran sumbu utama
Jenjang putaran 50-3200 putaran / menit. Ujung sumbu utama Standar EMCO lubang sumbu utama : 16 mm ketirusan dalam sumbu utama : Mt 2.
Alat pencekam pada sumbu utama :
I   Pencekam cakar tiga Ø 80 mm
I   Piring pembawa Ø 90 mm
I   Piring cekam Ø 90 mm
I   Pemegang kolet untuk kolet Fs x 25

            Petunjuk pemasangan, kapasitas cekam, cakar terbalik, dan keselamatan kerja dilihat pada petunjuk pelayanan. Cakram berlubang dan penghalang sinar pada sumbu utama.


 









1.    Fungsi untuk semua pekerjaan pembubutan kecuali pemotongan ulir.
Melalui ring berlubang dan penghalang sinar, putaran sumbu utama ditunjukkan dalam pembacaan digital pada panel CNC.

2.    Fungsi pada pemotongan ulir
Ring berlubang 1, penghalang sinar 1, jumlah putaran sumbu utama diukur dan dilaporkan kepada komputer.

TANDA ALARM DAN CARA MENGATASI
Pada dasarnya dikenal 2 jenis tanda alarm, pada mesin CNC TU -2A yaitu:
1.    Tanda alarm yang disebabkan kesalahan program
2.    Tanda alarm yang disebabkan kesalahan pada pelayanan disket.
Jenis-jenis tanda alarm
            A00     :  Salah perintah G dan M
            A01     :  Salah interpolasi melingkar/R
            A02     :  Salah niali X (harga x terlalu besar)
            A03     :  Salah nilai F
            A04     :  Salah nilai Z
            A05     :  Tidak deprogram M30
            A06     :  Tidak deprogram M03
            A07     :  Tidak ada arti
            A08     :  Pita habis pada penyimpanan kaset
            A09     :  Program tidak ditemukan
            A10     :  Pengaman kaset aktif
            A11     :  Salah jalan
            A12     :  Salah pengecekan
            A13     :  Penyetelan inchi/mm dengan memori program
            A14     :  Salah posisi kepala fris
            A15     :  Salah nilai
            A16     :  Tidak ada nilai radius
            A17     :  Salah sub program
            A18     :  Jalannya komposisi radius pisau fris
Masukkan program pelayanan
            H/C                 :  Tombol pelayanan manual
            Inp                  :  Tombol memory
            Del                  :  Tombol penghapus
            Fwd                :  Maju secara blok
            Rev                 :  Kembali secara blok
               -                    :  Tombol minus
            M  -                  :  Tombol M  :  Tombol minus juga fungsi M, tombol uji jalan.
            Inp + Fwd      :  Berhenti antara
            Inp + Rev       :  Penggalangan program, penghapus alarm
            ~ + Inp                        :  Penyisipan blok
            ~ + Del           :  Penghapus blok
Fungsi G Format blok
            G00     :  Gerakan cepat
            G01     :  Interpolasi lurus
            G02     :  Interpolasi melingkar (ccw)
            G03     :  Interpolasi melingkar (cw)
            G04     :  Waktu tinggal diam
            G21     :  Blok kosong
            G24     :  Pemrograman radius
            G25     :  Pemanggilan sub program
            G27     :  Perintah melompat
            G33     :  Pemotongan ulir
            G64     :  Motor asutan tak berarus
            G65     :  Pelayanan kaset
            G78     :  Siklus penguliran
            G84     :  Siklus pembubutan memanjang
            G86     :  Siklus pengeluaran
            G92     :  Pencatatan penetapan
            G94     :  Asutan dalam (mm/menit)
            G95     :  Asutan dalam (mm/putaran)
            G73     :  Siklus pemboran dengan pemotongan total

Fungsi M Format blok
            M00    :  Berhenti terprogram
            M01    :  Penghentian
            M02    :  Akhir program
            M03    :  Batang putar hidup (cw)
            M04    :  Batang putar hidup (ccw)
            M05    :  Batang putar berhenti
            M06    :  Penggantian pisau
            M07    :  Pendinginan 2 hidup
            M08    :  Pendinginan 1 hidup
            M09    :  Pendinginan berhenti
            M10    :  Penjepit
            M11    :  Melepas penjepit
            M12    :  Kode sinkronasi
            M13    :  Batang putar hidup (cw) pendingin hidup
            M14    :  Batang putar hidup (ccw) pendingin hidup
            M15    :  Gerakan pada arah positif
            M16    :  Gerakan pada arah negative
            M17    :  Kembali ke program awal
            M30    :  Akhir program

 



UNSUR-UNSUR PELAYANAN MANUAL










a.    Saklar utama.
Putar kunci ke kanan, mesin dan pengendali diberi arus.
b.    Lampu kontrol saklar utama.
Jika saklar utama hidup, lampu      kontrol menyala.
c.    Saklar untuk penggerak sumbu utama.
d.    Tombol untuk pengaturan putaran sumbu utama.
e.    Penunjukan jumlah putaran sumbu utama.
f.     Tombol untuk pengaturan asutan. Dalam arah Z (eretan memanjang) anda dapat mengatur kecepatan asutan variabel dari 10 – 400 mm/menit.
g.    Lampu kontrol – pelayanan manual.
      Eretan hanya dapat digerakkan secara manual, bila lampu kontrol ( 7 )     menyala.
h.    Tombol asutan untuk arah X  dan Z
      Simbol untuk eretan menunjukkan arah gerakan dan tombol yang sesuai  eretan bergerak dengan asutan yang tidak ditentukan semula. Pelayanan inching. Jika anda hanya mencolek sedikit tombol, eretan yang sesuai bergerak 0,01 mm.
i.      Tombol gerakan cepat.
      Jika anda menekan tombol asutan dan tombol gerakan cepat secara bersamaan, anda melaksanakan gerakan cepat dari eretan memanjang atau pmelintang.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 DATA MESIN CNC TU-2A
Spesifikasi dari mesin CNC TU-2A terdiri dari :
-          Kecepatan Potong  (  =  )   ( mm/menit )
                                                                                          ( mm )
                                                                                           ( put/menit )
a)            Untuk Pembubutan  150-200 ( m/menit )
b)            Untuk Pemotongan   60-80    ( m/menit )
 Tenaga Masuk      ( P1 )       : 5000 ( watt )
 Tenaga Keluaran  ( P2 )      : 3000 ( watt )
 Jenjang Kecepatan                1  :  7
Jenjang Putaran    600-400 (L/menit)
Besarnya arus listrik masuk 4 ( A )
Besarnya Asutan                   :
c)            Untuk Pembubutan  0,02-0,1   ( mm/put )
d)            Untuk Pemotongan  0,01-0,02 ( mm/put )
-                Putaran Spindel                        : Untuk pemotongan kasar 600 ( put/menit )
-                Nomor Seri Mesin                     :
a)            Untuk nomor seri 80.09.50 penghalus sinar dan cakram berlubang pada pully.
b)    Untuk nomor seri 08.09.51 kecepatan motor dikendalikan secara elektronis.
-                Kecepatan Penggerak Eretan :
a)        Gerakan cepat 700 ( mm/menit )
b)        Daya asutan pada eretan 1000 ( N )
-                Alat Pencekam Pada Sumbu Utama :
a)        Pencekam Cakar Baja  Ã˜ 80 mm
b)        Piring Pembawa         Ø 90 mm
c)        Piring  Ø 90 mm                     

3.2 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat-alat yang digunakan  :
1.    Mesin TU-2A                        
2.    Pahat Potong
3.    Mistar Gesek 
4.    Kunci Chuck ( kunci L )
5.    Kunci Pengikat Pahat
6.    Kuas

Bahan yang digunakan  :
Bahan yang digunakan di dalam praktikum ini adalah Silinder pejal dari bahan aluminium dengan spesifikasi  :
1.    Panjang   :  60 ( mm )
2.    Diameter :    36 ( mm )

                                     Ã˜ 36                                      60






 
                       


 







BAB IV
ANALISA PROGRAM DAN PERHITUNGAN
4.1. ANALISA PROGRAM ABSOLUT

        A.   LEMBAR PROGRAM ABSOLUT


N

G
(M)
X
(F)(D)
Y
(J)(S)
Z
(K)
F
(L)(T)(D)
KETERANGAN
000
92
4600

500
60

001
90



60

002
M03



60

003
00
3600

00
60

004
84
3400

-3750
60

005
84
3200

-3500
60

006
84
3000

-2800
60

007
84
2800

-1400
60

008
84
2600

-1300
60

009
84
2400

-1200
60

010
84
2200

-1100
60

011
84
2000

-1000
60

012
84
1800

-550
60

013
84
1600

-400
60

014
84
1400

-300
60

015
84
1200

-200
60

016
84
1000

-150
60

017
84
800

-55
60

018
84
600

-50
60

019
00
00

00
60




N

G
(M)
X
(F)(D)
Y
(J)(S)
Z
(K)
F
(L)(T)(D)
KETERANGAN
020
03
2000

-1000
60

021
01
3000

-1500
60

022
01
3000

-2100
60

023
01
2800

-2200
60

024
01
2600

-2300
60

025
01
2400

-2700
60

026
01
2400

-2300
60

027
00
3000

-2000
60

028
01
2400

-2300
60

029
00
2400

-2700
60

030
03
2400

-3100
60

031
03
3200

-3100
60

032
00
3200

-3500
60

033
01
3600

-4000
60

034
00
3600

00
60

035
M05





036
M90










 





B.   PENJELASAN PROGRAM ABSOLUT
G 92  : Pergeseran titik referensi
             X  :  4600            Z  : 500
G 90  : Pemrograman absolut
M 03  : Spindel frais hidup
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  3600            Z  : 00
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  3400            Z  : -3750
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  3200            Z  : -3500
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  3000            Z  : -2800
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  2800            Z  : -1400
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  2600            Z  : -1300
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  2400            Z  : -1200
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  2200            Z  : -1100
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  2000            Z  : -1000
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  1800            Z  : -550
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  1600            Z  : -400
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  1400            Z  : -300
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  1200            Z  : -200
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  1000            Z  : -150
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  800               Z  : -55
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  600               Z  : -50
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  00                 Z  : 00
G 03  : Interpolasi searah jarum jam     
             X  :  2000            Z  : -1000
G 01  : Interpolasi lurus/tirus
             X  :  3000            Z  : -1500
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  3000            Z  : -2100
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  2800            Z  : -2200
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  2600            Z  : -2300
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  2400            Z  : -2700
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  2400            Z  : -2300
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  3000            Z  : -2000
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  2400            Z  : -2300

G 00  : Gerakan cepat
             X  :  2400            Z  : -2700
G 03  : Interpolasi searah jarum jam     
             X  :  2400            Z  : -3100
G 03  : Interpolasi searah jarum jam     
             X  :  3200            Z  : -3100
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  3200            Z  : -3500
G 01  : Interpolasi lurus/tirus
             X  :  3600            Z  : -4000
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  3600            Z  : -00
M 05  : Spindel Fris mati
              M 30  : Program Berakhir















4.2. ANALISA PROGRAM INKRAMENTAL

A.   LEMBAR PROGRAM INKRAMENTAL


N

G
(M)
X
(F)(D)
Y
(J)(S)
Z
(K)
F
(L)(T)(D)
KETERANGAN
000
92
4600

500
60

001
91



60

002
M03



60

003
00
500

500
60

004
84
-100

-3750
60

005
84
-100

-3500
60

006
84
-100

-2800
60

007
84
-100

-1400
60

008
84
-100

-1300
60

009
84
-100

-1200
60

010
84
-100

-1100
60

011
84
-100

-1000
60

012
84
-100

-550
60

013
84
-100

-400
60

014
84
-100

-300
60

015
84
-100

-200
60

016
84
-100

-150
60

017
84
-100

-55
60

018
84
-100

-50
60

019
00
-400

00
60






N

G
(M)
X
(F)(D)
Y
(J)(S)
Z
(K)
F
(L)(T)(D)

KETERANGAN

020
03
1000

-1000
60

021
01
500

-500
60

022
00
00

-600
60

023
01
-100

-650
60

024
01
-100

550
60

025
01
-100

-500
60

026
01
00

400
60

027
01
300

300
60

028
00
100

-1100
60

029
03
-400

400
60

030
00
400

-800
60

031
01
200

-500
60

032
00
200

400
60

033
M05





034
M30

















C.   PENJELASAN PROGRAM ABSOLUT
G 92  : Pergeseran titik referensi
             X  :  4600            Z  : 500
G 90  : Pemrograman absolut
M 03  : Spindel frais hidup
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  500               Z  : 500
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -3750
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -3500
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -2800
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -1400
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -1300
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -1200
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -1100
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -1000
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -550
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -400
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -300
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -200
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -150
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -55
G 84  : Siklus pembubutan dengan memanjang
             X  :  -100             Z  : -50
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  -400             Z  : 00
G 03  : Interpolasi searah jarum jam     
             X  :  1000            Z  : -1000
G 01  : Interpolasi lurus/tirus
             X  :  500               Z  : -500
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  00                 Z  : -600
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  -100             Z  : -650
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  -100             Z  : -500
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  -100             Z  : 500
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  00                 Z  : 400
G 01  : Interpolasi lurus
             X  :  300               Z  : 300
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  100               Z  : -1100

G 03  : Interpolasi searah jarum jam     
             X  :  -400             Z  : 400
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  400               Z  : -800
G 01  : Interpolasi lurus/tirus
             X  :  200               Z  : -500
G 00  : Gerakan cepat
             X  :  200               Z  : 400
M 05  : Spindel Fris mati
              M 30  : Program Berakhir



















BAB V
PEMBAHASAN

A.   PEMBAHASAN UMUM

                 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan program yang baik adalah :
1.    Gambar benda kerja.
                 Sebelum membuat benda terlebih dahulu benda tersebut direncanakan lewat gambar yang tepat pada kertas grafik sehingga mudah dibuat programnya.
2.    Jenis program yang digunakan
                 Dalam pengerjaan mesin CNC TU 2A terdapat dua macam program yang digunakan yaitu :
- Program Inkramental yaitu jenis program yang dimana titik asal selalu         dimulai dari letak dimana pahat terakhir berada.
     - Program Absolut yaitu jenis program yang selalu menggunakan titik awal sebagai titik referensinya.
3.   Jenis pengerjaan
                 Apabila pengerjaan yang digunakan adalah langkah cepat tanpa pemotongan maka menggunakan perintah G 00 sedang apabila menggunakan langkah pemotongan maka menggunakan perintah G01, G02, G03, G84, dan sebagainya.
4     Asutan
                 Dalam pengerjaan benda kerja kecepatan asutan harus disesuaikan dengan berbagai macam faktor seperti jenis benda kerja, kecepatan spindle, jenis pahat, diameter benda kerja
    


 5.   Jenis pahat
       Sebelum membuat program perlu diperhatikan jenis pahat yang digunakan  apabila jenispahatnya keras maka dapat menggunakan kecepatan potong yang cepat dan sebaliknya.

























B.   PEMBAHASAN KHUSUS

F          VS       Vs
            - Asutan Vs Kecepatan potong
                                    Semakin cepat asutan yang digunakan maka semakin cepat pula kecepatan potongnya hal ini diakibatkan semakin cepat asutan maka jumlah geram yang terbuang akan semakin banyak.
                    
                        D         VS       S
            - Diameter benda kerja Vs Putaran spindle
                                    Semakin besar diameter benda kerja maka putaran spindle harus diperkecil karena diameter benda kerja yang besar memiliki keliling yang besar dan penampang yang luas.

                        Vs       VS       D
-          Kecepatan potong  Vs  Diameter benda kerja
                    Semakin besar diameter benda kerja dengan putaran spindel yang tetap maka kecepatan potong akan semakin besar karena jumlah geram yang terbuang semakin besar.









BAB VI
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN

1.   Dengan menggunakan kendali numeris, pekerjaan pada proses pembubutan yang rumit dapat dikerjakan dengan mudah dengan dimensi yang lebih tepat.
2.   Waktu permesinan yang digunakan dapat dibuat seefektif mungkin dengan kesalahan pembubutan yang dapat dikurangi.
3.   Pemprograman dalam mesin CNC TU-2A dapat dilaksanakan dengan cara absolut dan inkramental.
4.   Jenis bahan pahat yang digunakan pada mesin CNC TU-2A beragam dan sangat mempengaruhi dalam penentuan kecepatan potong.


5.2. SARAN-SARAN

1.    Perhatikan langkah-langkah pemprograman untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang baik.
2.    Membuat program yang lebih singkat untuk menghemat waktu produksi.
3.    Demi kelancaran praktikum, agar alat-alat yang sudah rusak dapat diperbaiki atau diganti.